Tata Cara Mendirikan SSB (ASSBI)
DALAM upaya terus meningkatkan kualitas SSB
(Sekolah Sepakbola) sebagai kawah candra
dimuka
pesepakbola andal di masa depan, Ketua Umum ASSBI (Asosiasi Sekolah Sepakbola
Indonesia), Taufik Jursal Effendi, terus melakukan langkah-langkah konkret.
Salah satunya adalah membuat standar sekolah sepakbola Indonesia yang
berafiliasi ke ASSBI.
Jadi, jika Anda
ingin mendirikan SSB, atau ingin mengetahui sejauh mana kualitas SSB yang ingin
anak Anda masuki, maka perhatikan beberapa batasan SSB berikut ini.
Dalam konsep
ASSBI, SSB di Indonesia terdiri atas tiga kategori: bina bola; SBI (Sekolah
Bola Indonesia) bintang 1, 2, dan 3; dan Akademi Sepakbola Indonesia.
Bina Bola merupakan klub yang membina pemain
namun belum memenuhi standar persyaratan minimal yakni SBI Bintang 1.
SBI Bintang 1 terdaftar di Komda ASSBI dan ASSBI
Pusat dengan lapangan layak pakai, memiliki manajemen kepengurusan baik,
fasilitas latihan tersedia, sudah berjalan sedikitnya 3 tahun, minimal punya 2
kategori usia, jadwal latihan tertata baik (jumlah pemain tak melebihi 23 dalam
sebuah latihan), rasio pemain-pelatih 20:1. Selain itu, staf pelatih harus
berlisensi D dan bersertifikat P3K dengan gaji Rp 1,2 juta hingga Rp 1,7 juta
(4 kali latihan per pekan) plus pelatih kiper. Biaya pendaftaran maksimal Rp
350 ribu per siswa, biaya bulanan maksimal Rp 100 ribu per bulan. Untuk pemain
U-12 bermain 4v4 hingga 7v7.
SBI Bintang 2 memiliki persyaratan kurang lebih sama
dengan sejumlah perbedaan antara lain sudah terbukti berjalan selama 7 tahun
dan rasio pemain-pelatih 15:1. Pelatih kepala juga harus berlisensi C dengan
staf berlisensi D plus pelatih kiper. Gaji pelatih berkisar antara Rp 2,2 juta
hingga Rp 3,2 juta per bulan (5 kali latihan). Biaya pendaftaran tak lebih dari
Rp 750 ribu dan biaya bulanan maksimal Rp 300 ribu.
SBI Bintang 3 juga harus terdaftar di ASSBI,
utamanya pusat untuk kemudian direkomendasikan terdaftar di PSSI. Selain
lapangan yang harus sangat bagus, manajemen juga sangat rapi. Tersedia tenaga
fisio, dokter, dan rumah sakit meski bentuknya bisa saja kerja sama. Rasio
pemain-pelatih 10:1, selebihnya harus ada asisten. Gaji pelatih
serendah-rendahnya Rp 3,8 juta dengan 6 kali latihan per pekan. Lisensi pelatih
kepala harus B AFC dan C untuk para asisten. Pelatih kiper juga harus
bersertifikat. Selain fasilitas latihan standar, harus juga tersedia kamar
ganti, mini bus, dan lainnya. SSB Bintang 3 juga harus terbukti eksis selama 10
tahun. Pendaftaran maksimal Rp 2,5 juta dan biaya bulanan maksimal Rp 1 juta.
Akademi, secara umum, hampir sama dengan
persyaratan SBI Bintang 3. Bedanya, akademi justru tidak menarik biaya dari
siswa alias gratis karena didanai sponsor dan pemain-pemainnya merupakan siswa
dengan status kontak serta siap dijual ke klub-klub yang membutuhkan pemain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar